Pantohir IPDN Diumumkan, 114 Capra Gagal

Salah seorang Calon Praja (Capra berbaju putih) tampak di raut wajahnya kesedihan yang tidak lulus di Pantohir berpamitan kepada seniornya yang sudah lebih dulu jadi praja, (Sabtu 14 Agustus 2010 di IPDN Jatinangor)

Kab. Sumedang, Buser Trans,.

Panitia pantohir Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) mengumumkan calon Praja yang lulus di Aula Balairung Rudini, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, Sabtu sekitar pukul 17.00 WIB. Calon yang tidak lulus tampak sedih. Sebaliknya, ungkapan syukur dengan wajah yang berseri-seri, terlihat dari wajah para calon Praja dan orang tuanya yang lulus.

Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Sulawesi Selatan bernamaYakin mengatakan, dari Sulsel ada tujuh orang calon Praja yang tidak lulus. Dia bersama rombongan, dan calon praja yang gagal besok akan kembali ke daerahnya.
“Saya tidak bisa memberikan penjelasan yang lengkap, karena itu urusan pusat. Kita hanya mengantar dan menjemput kembali mereka yang gagal,” jelasnya.

Sedangkan para calon Praja yang tidak lulus asal NTT bersama orang tua dan keluarganya, berkerumun di samping gedung. Mereka tak kuasa menahan tangis, karena gagal dalam tes pantohir. Salah seorang anggota keluarga mengatakan, dari NTT 59 calon Praja yang mengikuti pantohir, 15 orang tidak lolos, dan mereka harus kembali ke daerahnya.

Pengumuman selesai menjelang adzan Magrib, namun rupanya sebagian para calon praja dan keluarganya seakan tidak peduli waktu berbuka puasa.
Sebagian lagi, menuju masjid untuk berbuka dan sholat Magrib. Hingga Sabtu petang, mereka masih belum beranjak dari kampus IPDN Jatinangor.

Praja yang gagal, kemudian akan dikembalikan ke daerahnya masing-masing. Meskipun hasil pantohir telah diumumkan, namun pihak IPDN (Institut Pemerintahan Dalam Negeri) mengaku belum bisa menginfetarisir jumlah yang lolos dan yang gagal.
Hal tesebut dikatakan Soedjito, Karo III IPDN di ruang rektorat, Sabtu (14/8). Menurutnya, pihaknya hanya tahu secara global, dari 1375 calon Praja yang mengikuti pantohir, 114 tidak berhasil lulus untuk menjadi Praja IPDN.
“Untuk masalah kelulusan, yang menentukan adalah pusat, dari Sekjen langsung,” jelasnya. Panitia yang ada di IPDN, menurut dia, hanya sebatas penangan lapangan.

Dalam artian, melaksanakan dan memfasilitasi tahapan pantohir, antara lain mencakup cek ulang kesehatan, kesamaptaan, jasmani dan wawancara. Diakui Soedjito untuk calon praja (capra) yang tidak lulus kebanyakan dari tes hasil kesehatan. (Kos/Buser Trans)

Tinggalkan komentar